Teologi Kontekstual Jepang (Teologi Jepang)

Teologi Kontekstual Jepang (Teologi Jepang). Bahan Ajar Sejarah Gereja Asia Oleh: Yonas Muanley Konteks Jepang yang olehnya mempengaruhi pemikiran Teologi Kristen di Jepang adalah perjuangan jepang dari penderitaan tahun 1945 (bom di Hirosima dan Nagasaki) menuju kepada kemajuan materi yang spektakuler. Salah satu teolog Kristen Jepang adalah Kitamori Kazoh, lahir tahun 1916. Sejak jatuhnya bom di Hirosima dan Nagasaki, masyarakat Jepang (Hirosima dan Nagasaki) berada dalam masa penderitaan. Konteks ini kemudian mempengaruhi Kitamori dalam berteologi. Dan teologi Kitamori adalah Teologi Penderitaan. Ia mengatakan bahwa penderitaan merupakan hakikat Allah, seperti digambarkan dalam Yeseya 63:15 : hatiKu yang tergerak dan kasih sayang. Penderitaan Allah hanya dapat dimengerti melalui pengertian tentang penderitaan Tuhan Yesus atau salib Tuhan Yesus. Disini Kitamori memahami penderitaan dalam empat sebab, yaitu (1) penderitaan karena kasih-Nya dan pengampunan terhadap orang berdosa (2) penderitaan Tuhan Yesus di kayu salib (penderitaan jasmani, perasaan,. dan rohani). (3) penderitaan Bapa membiarkan anak-Nya menderita. (4) Imanensi Allah dalam penderitaan manusia. Jadi orang Kristen dipanggil untuk ikut serta dalam penderitaan sebagai lambing persatuan dengan Tuhan dan sebagai pelayanan kepada dunia. Penderitaan manusia menjadi lambing penderitaan Allah. Ini berarti menurut Kitamori, penderitaan bangsa Jepang karena bom tersebut melambangkan penderitaan Allah secara unik dan sangat mendalam. Orang Jepang yang menjadi Teolog Asia seperti Kosuke Koyama (menghabiskan waktu pelayanannya di Thailand, di Singapura dan Selandia Baru, dan terakhir di Amerika Serikat) mengembangkan teologi kontekstual Asia dengan model “Teologi Kerbau” yang berbicara dalam bahasa konkrit akan kebutuhan rakyat. Koyama menfokuskan perhatiannya pada aspek-aspek kebenaran Kristen yang dicerminkan dalam agama-agama lain, sehingga aspek tersebut menjadi jembatan kesaksian. Oleh karena itu maka Kosuke Koyama menekankan dua tema Kristen yaitu “Penderitaan dan pengorbanan”. Pikiran Kristus yang disalibkanlah, bukan pikiran perang salib, yang seharusnya menjadi dasar kehidupan, misi dan teologi Kristen (Ruck, 2005 :305). Isi teologi dari Kosuke Koyama bila diperhatikan maka sebenarnya ia sedang berlawanan pemikiran teologis dengan seorang Teologi India, yaitu M.M.Thomas yang menganggap penjajahan India oleh Inggris adalah alat Tuhan untuk merubah dan memajukkan kehidupan bangsa India. Disini ada banyak pandangan disekitar munculnya misi Kristen yang berboncengan dengan penjajahan, sehingga agama Kriten sering disebut agama penjajah atau agen Kolonialisme. Pertentangan teologis tentang tema yang terakhir, yaitu apakah penjajahan harus dipahami sebagai bagian dari kehendak Tuhan? Jawabannya pasti beragam. Disini kami mempunyai posisi pemikiran Teologis untuk hal itu, tetapi kami tidak mengemukakan itu, biarlah mahasiswa menentukan posisi sendiri. Prinsipnya Firman Tuhan tidak berubah, tetapi teologi dapat berubah.

Author:

Facebook Comment

Banner 728x90 Target Indonesia