Kompetensi Dasar 4 Sejarah Gereja Asia (Indikator 1)



Kompetensi Dasar 4
Menjelaskan dan meyakni Karya Allah Tritunggal di Asia dan Respon Manusia Pilihan-Nya (Gereja Katolik) di Asia Modern dari Tahun 1500 – Kini
Indikator:
4.1. Hubungan antara Ekspansi Spanyol/Portugis dengan Misi
4.2. Misi Ordo Serikat Jesus setelah tahun 1540
4.3. Misi Gereja Katolik di Jepang
4.4. Misi Katolik di India
4.5. Misi Gereja Katolik di Asia Selatan
4.6. Misi Gereja Katolik di Tiongkok Abad ke-17 dan ke-18

Materi 4.1. Hubungan antara Ekspansi Spanyol/Portugal dengan Misi Gereja


Misi Katolik Roma di Asia Abad XVII s.d. XVIII


Missi Gereja Katolik di Asia pada periode abad XVI-XVIII diupayakan melalui:


Ekspansi kekuatan ekonomi dan Politik bangsa Portugal dan Spanyol

Bagaian pertama ini hanya menelusuri Gereja Katolik di Asia pada abad XVI-XVIII disepanjang wialayah Asia yang pernah dijajah oleh Portugis dan terjangkau dalam literature Sejarah Gereja.
Zaman perluasan kekuasaan Islam/agama Islam merupakan zaman kemunduran bagi ke-Kristenan di Asia/kemunduran Gereja Asia Lama di Asia. Gereja-gereja Asia Lama yang bertahan di negera-negara Islam dengan susah payah mempertahankan imannya. Gereja Nestorian misalnya, lama-kelamaan kehilangan semangat untuk mengabarkan Injil ke arah Timur.
Sampai pada abad pertengahan (590-1492) Gereja di Eropa tidak melaksanakan visi dan missi pemberitaan Injil ke seluruh dunia ternyata dilupakan/diabaikan, sementara di Asia sampai berkuasanya Islam di daerah-daerah Asia, Gereja Asia Lama kehilangan semangat memberitakan Injil ke daerah yang jauh, sebagaimana yang telah mereka lakukan sebelum kedatangan Islam seperti memberitakan Injil ke Tiongkok dan daerah-daerah Asia lainnya.
Jadi di Asia samapai abad ke 14/15 kegiatan missi Gereja praktis lumpuh karena berbagai factor, dan salah satu factor yang dominan adalah pembatasan yang dilakukan oleh kekuasaan Islam di daerah-daerah Asia yang mayoritas Islam ataupun telah dijadikan sebagai agama negara.  

Peluang pemberitaan Injil di Asia dan daerah-daerah lain di dunia terjadi pada abad 15. Pada abad 15 terjadi banyak perubahan-perubahan, seperti pembaharuan kebudayaan, kemajuan teknologi, dan pembaharuan rohani : Reformasi dan Kontra Reformasi.

Penemuan naskah-naskah kuno dari Yunani dan Roma menimbulkan semangat besar untuk mempelajari sejarah dan sastra kuno dan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Penemuan yang sangat terpenting adalah percetakan, yang memberi peluang bagi penyebarluasan ilmu komunikasi yang belum pernah terjadi seluas itu. Timbul juga semangat penjelajahan ke wilayah-wilayah baru/benua-benua baru. Orang-orang Eropa mulai mengadakan perjalanan dengan kapal-kapal layar ke kerajaan-kerajaan yang belum diketahuinya, sekaligus memperbesar wilayah kekuasaannya.
Semangat pembaharuan rohani menimbulkan reformasi Protestan: Marthen Luther, Calvin, Swingli dan tokoh Protestan lainnya dan kontra reformasi melaui pendirian Serikat Yesus atau pembaharuan Gereja Roma katolik yang dilakukan melalui Serikat Yesus.
Gabungan pemabaharuan pengetahuan, pembaharuan penjelajahan dunia dan pembaharuan rohani menimbulkan semangat pembertiaan Injil ke seluruh pelosok dunia. Namun pekabaran Injil sering dikaitkan dengan perluasan wilayah jajajhan, sehingga tidak mengherankan kalau kemudian pekabaran Injil dianggap sama dengan imperialisme.
Bangsa Spanyol dan Portugis berperang melawan Islam, bukan di Tanah Suci seperti para pahlawan perang salib zaman dulu, melainkan bertahun-tahun berjuang di semenanjung Spanyol untuk mengusir penyerbu Islam, yaitu bangsa Moor berhasil diusir dari Spanyol, kecuali sejumlah orang yang beralih agama menjadi Kristen.
Pangeran Portugis, Henri ‘pelaut’, meneruskan perang suci pribadi dengan mengirim beberapa kapal layar ke arah selatan melewati pantai Afrika mncari jalan mengelilingi negara-negara Islam. Tujuannya adalah perdagangan, pekabaran Injil serta menemukan sekutu-sekutu Kristen di Asia.
Pelayaran-pelayaran penjelajahan dilanjutkan setelah kematian Henri. Pada tahun 1487 Vasco da Gama tiba di India. Berhasil merebut kota pelabuhan Aden, Hormuz dan Malaka, bangsa Portugis menantang kekuasaan Arab di Samudera India dan Lautan Cina.
Sementara itu raja Spanyol mengutus Colombus berlayar ke arah barat, guna mencari jalan lain ke India. Pada tahun 1492 Colombus tiba di benua Amerika. Magellan, seorang berbangsa Portugis yang bekerja pada Raja Spanyol, berhasil mengelilingi dunia pada tahun 1522.
Penemuan-penemuan tersebut membuka kesempatan untuk mengabarkan Injil ke seluruh dunia. Paus Alexander VI takut kalau persaingan antara Spanyol dan Portugis akan menghambat perluasan pekabaran Injil maka Paus Alexander VI mengeluarkan bulla, yang kemudian ditetapkan dalam Perjanjian Tordesillas (1494), yang menetapkan daerah kekuasaan atau membagi dunia bagi kedua negara. Bagian Timur: Benua Asia dan Afrika  (di kemudian hari ditambah Brazil) menjadi wilayah tanggungjawab Portugal, bagian barat: Benua Amerika yang kaya sumber alam khususnya emas (ditambah Filipina) menjadi tanggungjawab Spanyol.
Kedua Raja: Spanyol dan Portugis diberi tugas oleh Paus untuk “membawa bangsa-bangsa yang berdiam di pulau-pulau dan negeri-negeri itu kepada Kristus … dan mengutus ke pulau-pulau dan negeri tersebut, orang-orang baik dan bijaksana, tulus hati serta saleh, yang sanggup mengajarkan penduduk asli mengenai kesusilaan dan iman Katolik” (A.Thomson, New Movements; Reform-Rationalism-Revolution, London, SPCK, 1990, p.81 dikutip oleh Anne Ruck, 2000:85).
Wewenang yang diberi oleh Uskup Roma (Paus) kepada raja Spanyol dan Portugal untuk mengusai wilayah baru itu disebut “Hak Padroado”, dalam hak padroado itu raja Spanyol dan Portugal diberi kewajiban untuk: 1) menyebarluaskan agama Kristen. 2) Menanggung para misionaris baik secara material maupun finansial. 3) menunjuk calon uskup yang akan diangkat oleh Paus. 4) merawat serta memperbaiki gedung gereja, kapela, biara, dan tempat gerejani lainnya. 5) menyediakan segala keperluan lembaga gereja serta segala kebutuhan untuk kebaktian. 6) memberi nafkah kepada semua petugas gerejani baik rohaniawan maupun awam. 7) membangun gedung gereja yang baru seperlunya. 8) mengangkat rohaniawan secukupnya guna melaksanakan segala tugas pelayanan yang suci.
Pembiayaan yang disyaratkan dalam padroado cukup membutuhkan modal yang besar, untuk itu maka pemerintah Portugal/Spanyol harus mengusahakan dari penjualan rempah-rempah serta barang lain, perdagangan budak-budak dan pajak persepuluhan dari hasil penghasilan warga masyarakat yang harus diserahkan kepada Negara.(G.Van Schie, 1994:38-39)
Salah satu contoh dari poin ke tiga dari hak Padroado, Raja Portugal Manuel I (1495-1521) meminta Paus agar mengangkat missionaries yang telah ditunjuknya sebagai uskup untuk wilayah pelayanan dari tanjung pengharapan sampai India (Ibid)
Kekristenan yang dibawa oleh Gereja Barat berhubungan dengan imperialisme. Penjajah  Barat sering membawa pedang di tangan kanan dan salib di tangan kiri. Penduduk setempat dibaptis karena paksaan, sebagai tanda ketundukan kepada pemerintah jajahan.
Raja-raja Spanyol dan portugis mempunyai cita-cita yang idealist tentang pekabaran Injil, tetapi mencari keuntungan ekonomi, sehingga penduduk asli diperlakukan dengan kasar dan kejam. Para misionaris sering membela penduduk asli atas perlakuan itu sehingga kadang para misionari bertentangan dengan orang-orang sebangsanya/Eropa.
Tujuan Spanyol ketika berada di wilayah-wilayah baru adalah untuk berdagang dan bukan menjajah. Untuk itu maka bangsa Portugis sering mendirikan benteng-benteng sebagai pusat perdagangan (benteng Portugis terpenting di Asia: Goa-India, Malaka-Malaisia dan Macao-Cina) di tempat-tempat strategi di pantei negeri-negeri Asia, dan memperoleh izin resmi dari raja atau penguasa setempat untuk berdagang di daerahnya. Orang-orang Portugis tinggal di perkampungan di sekitar bentng-benteng, tetapi tidak menguasai daerah luas. Negeri Portugal kecil, jumlah penduduk lebih kurang 1.000.000 orang, karena itu untuk mengurus dan mempertahankan benteng-benteng di Asia cukup sulit bagi pemerintah Portugal, benteng-benteng tersebut sering diserang raja-raja setempat atau oleh orang-orang Eropa (Anne Ruck, 2000:85)
Kelahiran Gereja Katolik Asia di Asia yang diusahakan dalam missi yang diatur dalam sistem Padroado abad 16-18 dapat digambarkan sebagai berikut (gambaran tidak secara menyeluruh daerah Asia karena sumber untuk informasi ini sangat terbatas dalam literature yang terjangkau).

Missi Gereja Katolik di Goa, India

Pada tahun 1536 orang-orang Portugis yang telah berada di Goa, dihubungi oleh orang-orang Parava. Mata pencaharian penduduk Parava adalah nelayan, mereka mempunyai kasta tersendiri dalam sistem kasta Hindu. Penduduk ini tersebar di pantai selatan Goa, Jumlah penduduknya adalah 10.000 orang. Orang-orang Parava sering diserang oleh tetangga mereka yang beragama Islam, untuk itu maka mereka meminta bantuan kepada orang-orang Portugis di Goa. Orang-orang Portugis memenuhi permintaan penduduk Parava tetapi dengan syarat bila tetangga-tetangga orang-orang Parava itu telah dikalahkan orang-orang Portugis maka mereka harus bersedia dibaptis. Namun setelah dibaptis, orang-orang Parava dibiarkan selama 6 tahun tanpa pelayanan pemeliharaan rohani dari imam-imam, tanpa ibadah, dan tanpa buku-buku Kristen atau tanpa pelayanan sebagaimana yang diatur dalam “hak Padroado”.  Orang-orang yang dibaptis pada waktu itu sebanyak 10.000 orang. (Van den End, 1981:63)
Pada akhir abad 16 Gereja Katolik Roma di Goa, India telah kuat, Gereja Katolik berkembang pesat di daerah-daerah pantai India, yaitu di wilayah jajahan Portugis. (Anne Ruck, 2000: 111)

 

Missi Gereja Katolik Roma di Moghul, India

 

Pada waktu orang-orang Portugal membangun benteng-benteng di daerah pantai, orang-orang Islam dari Afganistan menyerbu India, dan menaklukkan bagian utara dan selatan dan membentuk Kekaisaran Moghul. Gereja Katolik berusaha menginjili bangsa Moghul. Kaisar Akhbar mengajak para missionary dari sarikat Yesus yang berkedudukan di Goa untuk mengutus pekabar injil untuk mengajarkan iman Katolik di istana. Utusan Kristen yang ke istana pada waktu itu, tahun 1576, 1590, 1594 diterima kaisar dan Kaisar mengizinkan rakyatnya memeluk agama Kristen dan diizinkan membangun sebuah bangunan Gereja di Lahore. (Anne Ruck, 2000 : 111)
 

Author:

Facebook Comment

Banner 728x90 Target Indonesia