Kompetensi Dasar 3
Menjelaskan dan meuyakini Karya Allah Tritunggal dan Respon orang Asia di Asia Lama sampai tahun 1500 Masehi
Indikator:
3.1.
Perluasan Gereja Asia Abad I - VII
3.2.
Kedudukan Gereja Asia terhadap Negara
3.3.
Corak kerohanian Kekristenan Asia sampai kedatangan Islam
3.4.
Gereja di Asia Barat dan corak teologinya selama Masa Kerajaan Mongol
3.5.
Sejarah Gereja di Tiongkok sebelum Tahun 1500
3.6.
Kontinuitas antara Gereja Asia Lama dengan Gereja di Asia Sekarang
Materi Kompetensi Dasar 3: Perluasan Gereja Asia Abad ke-1 sampai Abad ke-7
Van den End menyatakan: adalah
agak sulit untuk membagi periode abad I – VII dengan cara yang memuaskan. Sebab
periodisasi yang kita pakai tergantung
polanya dari sudut pandangan kita. Sudut pandang yang dimaksud itu
macam-macam, yakni: perluasan Gereja abad I - VII, perkembangan
tata Gereja abad I - VII, perkembangan ajaran Gereja abad
I - VII, hubungan Gereja dengan Negara abad I - VII, dan seterusnya.
Dengan demikian maka pembahasan tentang pembagian periode sampai kedatangan
Islam didasarkan pada satu patokan dari sekian patokan yang disebutkan di atas
(lihat yang dibold). Patokan yang dimaksud adalah patokan yang didasarkan pada
sudut politis, yaitu Gereja di bawah
kekuasaan kerajaan Partia yang kemudian diganti menjadi Persia, Gereja dibawah kekuasaan khalifah-khalifah
Arab Islam dan Gereja di bawah
kekuasaan kaisar-kaisar Tiongkok (van den End, 1981:6)
Berikut ini kita akan melihat uraian masing-masing
pokok di atas (hanya pembasan yang berhubungan dengan pokok yang ditulis
miring)
Perluasan
Gereja Asia abad I – VII
Bila ada perluasan/pertumbuhan/perkembangan Gereja
maka sebenarnya ada awal berdirinya Gereja. Awal berdirinya Gereja harus kita
mulai dari Yerusalem. Dari Yerusalem Gereja mulai berkembang ke berbagai
wilayah. Ada wilayah yang dikuasai kekaisaran Romawi, ada pula wilayah yang
dikuasai oleh kekaisaran Persia, Tiongkok dan seterusnya.
Anne
Ruck menyatakan:
Gereja lahir di tempat perjumpaan
antara Timur dan Barat, yakni Yerusalem. Secara geografis kota Yerusalem
terletak di wilayah Asia Barat, tetapi dari segi politis Yerusalem pada waktu
itu merupakan ibu kota suatu propinsi kekaisaran Romawi yang berorientasi kea
rah Eropa. Dari Yerusalem, Tuhan Yesus mengutus murid-murid-Nya menjadi saksi
ke Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi. Akibat pemberitaan Injil itu maka kita
menyaksikan dalam Kisah Para Rasul bahwa banyak orang, baik Yahudi maupun
orang-orang kafir percaya kepada Yesus Kristus. Di Yerusalem dimulai dengan
3000 orang yang bertobat karena khotbah Petrus. Selain di Yerusalem, ada pula
orang-orang kafir dan orang Yahudi di Antiokhia yang percaya kepada Yesus
Kristus karena pekabaran Injil yang diperintahkan oleh Yesus Kristus di
Yerusalem sebelum Ia terangkat ke Sorga. Akibat pemberitaan Injil tersebut
mulailah Gereja di Antiokhia. Gereja di Antiokhia kemudian menjadi Gereja
missioner untuk bangsa-bangsa kafir di bagian Barat maupun Timur.
Pada abad
pertama, pusat pekabaran Injil yang utama ialah kota Antiokhia (bnd. Kis.
11:19-21, 14:26). Tetapi riwayat PI dalam ayat-ayat ini lebih menunjuk ke arah
Barat dari Antiokhia, dan tidak menyinggung tentang PI ke arah Timur dan selatan. Penulisan Sejarah Gereja oleh
orang-orang Barat mengikuti corak itu saja (misalnya Berkhof dan Enklaar).
Riwayat PI
ke arah Timur dapat kita telusuri dalam Kis. 2:8-11. Dalam ayat ini ada
beberapa wilayah Timur disebutkan.
Perluasan
atau perkembangan Gereja Asia Barat (tepatnya ke wilayah Timur: Edesa, Nisibis,
Baghdad, Seleucia Ctesiphon, Persia, Tiongkok, India) pada abad-abad pertama
sM. dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, seperti:
a. Politis: secara kekuasaan,
wilayah Timur adalah bagian kekuasaan politik kerajaan Persia. Kerajaan ini
sering berperang dengan kekaisaran Romawi.
b. Kebudayaan: Kebudayaan daerah
Timur (Persia) berbeda dengan kebudyaan dalam kekaisaran Romawi Timur. Pengaruh
kebudayaan yang yang kuat di Persia adalah kebudyaan Persia dan sisa-sisa
kebudayaan Babilonia kuno yang kuat menolak kebudayaan Hellenisme
c.
Bahasa: Bahasa yang
dipakai di wilayah Timur (Persia) berbeda dengan bahasa yang dipakai di
kekaisaran Romawi Timur. Dengan kata lain wilayah Timur tidak menggunakan
bahasa Yunani sebagaimana yang digunakan Gereja dalam kekaisaran Romawi Timur.
Di daerah perbatasan antara Persia dan Palestina serta Siria dipakai bahasa yang sama yang bahasa
Aram/Siria.
d. Agama: di wilayah Timur
terdapat banyak agama negeri, misalnya di Persia tahun 226 agama Zoroaster
dijadikan menjadi agama negara Persia.
Jadi, perbedaan politik, kebudayaan, bahasa dan agama di wilayah Timur dan Barat menjadi kendala/rintangan PI ke wilayah Timur (Van den End, 1981:7-8).
Metode PI ke
wilayah Timur
Gereja
mengatasi empat rintangan tersebut di atas diatasi dengan beberapa cara/metode,
yaitu:
a.
PI melalui Jemaat
Yahudi yang hidup berserakan (di Persia: keturunan orang Yahudi yang di
buang ke Babil). Orang-orang Yahudi ini pada abad pertama dijadikan sebagai
batu loncatan atau jembatan pekaran Injil ke Persia. Orang-orang Yahudi selalu
memelihara hubungan persaudaraan yang erat dengan sesama orang Yahudi tanpa
memperhatikan batas-batas kebradaan mereka. Contoh untuk hal ini dapat dilihat
dalam diri orang-orang Tionghoa di luar daerah Cina sekarang, misalnya orang
Cina yang ada di Indonesia dan di tempat-tempat lain, mereka saling menyatu
dalam ras.(Van den End, 1981:7-8)
b.
PI ke Persia
memakai dengan memakai bahasa Aram. Bahasa ini telah dipakai sebagai bahasa
sehari-hari di seluruh Mesopotamia, bahasa ini juga dipakai oleh orang-orang
Yahudi. (Anne Ruck, 2000:13) Bahkan bahasa Aram dipakai sebagai bahasa Gereja
Asia Lama
c.
Daerah kafir di
Irak Utara.
Dearah itu memberi peluang kepada orang-orang Kristen mula-mula di Antiokhia
yang berbahasa Aram memberitakan Injil kesana dan menjadikan daerah tersebut
(Mesopotamia Utara) sebagai pangkalan PI untuk menjangkau daerah Timur lainnya
sejak abad ke 2.
d.
Melalui jalan laut ke Asia Selatan. PI ke
Asia yaitu ke India dan Tiongkok melalui jalan laut (laut merah) ke India. Pada
waktu itu perdagangan ramai antara Mesir dan India
Perluasan/Pertumbuhan
Gereja di Partia/Persia dan beberapa wilayah Asia di luar kekaisaran Romawi (lihat KD 3 Indikator 2)