UTS Sejarah Gereja Asia Berbasis Hp Android

UTS Sejarah Gereja Asia Berbasis Hp Android
Mahasiswa harus berinteraksi dengan rekan melalui Hp Android. Bentuk Barisan ekklesia, disesuaikan dengan hp android mahasiswa dan jawab soal Sejarah Gereja Asia secara bersambung (Jawaban bersambung).
Soal UTS.

1. Jelaskan arti Sejarah Gereja Asia?
2. Sebutkan dan Jelaskan faktor-faktor penghambat PI ke wilayah Asia (di luar wilayah kekaisaran Romawi)
3. Jelaskan Sejarah Pertumbuhan Gereja di Partia/Persia?
4. Jelaskan Sejarah Perkembangan Gereja di Tiongkok?

Jawaban
Read More

Sejarah Gereja Asia sebagai Bahan Ajar

Sejarah Gereja Asia sebagai Bahan Ajar
Sejarah Gereja Asia sebagai Bahan Ajar, khususnya di Perguruan Tinggi Teologi menjadi peluang dan tantangan. Dikatakan peluang dantantangan karena sering orang bosan mempelajari sejarah termasuk sejarah gereja Asia. Oleh karena itu maka bagaimana menjadikan tantangan ini menjadi peluang untuk menyampaikan Sejarah Gereja Asia sebagai Bahan Ajar. Apa yang menjadi daya tarik dalam studi Sejarah Gereja Asia? Apakah Sejarah Gereja Asia sebagai ilmu yang tidak berguna atau memiliki kegunaan yang signifikan untuk orang Kristen, khususnya orang Kristen yang menekankan "KUDUS", "KUAT IMAN", dan "MEMILIKI KASIH KRISTUS". Untuk konteks ini, saya akan upayakan implikasi belajar Sejarah Gereja Asia bagi usaha memahami visi KUDUS, KUAT IMAN dan MEMILIKI KASIH. Konteks ini sebenarnya merupakan penekanan visi lembaga pemberi kerja di mana saya melaksanakan tugas "didaktik Kristus". Lembaga yang saya maksudkan adalah SEKOLAH TINGGI TEOLOGI IKSM SANTOSA ASIH. Visi lembaga menginspirasi untuk studi Sejarah Gereja Asia dan berusaha mengajarkan Sejarah Gereja Asia dalam implikasi visi tersebut. Kini saya melanjutkan dengan beberapa pernyataan pendahuluan studi Sejarah Gereja Asia. Menurut Anne Ruck dalam judul buku Sejarah Geraja Asia terbitan Badan Penerbit Kristen (BPK), “Kekristenan lahir di tempat perjumpaan antara Timur”, yaitu di mulai di Yerusalem. Dari sisi geografis, Yerusalem terletak di wilayah Asia Barat, namun dari segi politis, Yerusalem merupakan salah satu ibu kota dari propinsi yang berada di dalam wilayah kekuasaan Romawi. Kemudian dari Yerusalem sistematika missio dey dan missio christi serta missio ekklesia dimulai. Di Yerusalemlah Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk menjadi saksi ke Yudea, Samaria sampai ke seluruh dunia (ujung bumi). Menurut Anne Ruck, di Asia Barat, Gereja mengalami perkembangan dengan cepat. Perkembangan itu berupa kuantitas maupun dalam sisi organisasi gereja dan perkembangan mutu, yaitu pendewasaan rohani. Indikatornya nampak dalam terjemahan Alkitab dalam bahasa setempat, yaitu bahasa Siria. Perkembangan gereja di Asia Barat yang dimaksud disini tidak mengandung pengertian bahwa gereja bebas dari penghambatan/penganiayaan. Umat Kristen – meskipun menghadapi penghambatan (penganiayaan), namun umat Kristen pada waktu itu tetap teguh iman (kuat iman). Mereka walau dianiaya tetapi tetap bersemangat memberitakan Injil ke negeri-negeri yang jauh. Kita dapat menyatakan bahwa umat Kristen kala itu memiliki kasih Kristus untuk memberitakan Injil kepada orang lain. Pekabaran Injil bukanlah Kristenisasi (sekadar menjadikan orang lain menjadi Kristen) namun Pekabaran Injil adalah usaha memberitakan kekuatan Allah yang besar itu agar orang yang mendengar Injil Yesus Kristus bertobat dan percaya kepada Yesus Tuhan dan Juruselamat. Orang hanya menjadi Kristen (pengikut Yesus Kristus) kalau digerakkan oleh Roh Kudus. Roh Kuduslah yang membuat orang untuk menerima dan bersaksi tentang Yesus Kristus. Di luar itu (di luar Roh Kudus), orang akan tetap memusuhi Yesus Kristus, mendengar nama Yesus Kristus saja tidak suka apalagi menerima Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat. Jadi, hanya Roh Kudus yang membuat orang percaya kepada Yesus. Kewajiban orang Kristen adalah memberitakan Injil Yesus Kristus. Selebihnya Roh Kuduslah yang bekerja dalam hati orang yang mendengar Injil Yesus Kristus. Anne Ruck juga menyatakan bahwa perkembangan Kekristenan di Asia Barat dan beberapa wilayah asia lainnya pada abad ke-13 dan ke-14 menjadi nyaris dihapuskan. Hal ini dapat dimaklumi karena di Asia, orang Kristen menghadapi banyak tantangan. Menurut van den End, tantangan itu ditemukan dalam agama-agama yang dinut di Asia, perbedaan kebudayaan, politik (banyaknya kerajaan di Asia) pada abab pertama sampai abad ke-14. Dengan berbagai kendala ini perkembangan Kekristenan di Asia Masa Kini merupakan warisan dari upaya pekabaran Injil yang dilakukan oleh orang-orang pilihan Tuhan dari Barat, yaitu dari Eropa. Dengan kata lain, “Kekristenan di Asia masa kini merupakan warisan penginjilan Barat.” Fakta ini tentu berimplikasi positif maupun negatif. Maksudnya terjadi berbagai penilaian terhadap misi Kristen di Asia yang dilakukan oleh Barat (Eropa). Umat Kristen tetap merupakan kelompok minoritas di Asia, kecuali di beberapa wilayah Asia seperti Filipina.
IMPLIKASI BAGI PEMAHAMAN KUDUS, KUAT IMAN DAN HIDUP DALAM KASIH IMPLIKASI KUDUS Berdasarkan paparan singkat diatas, maka dapat diimplikasikan bahwa studi Sejarah Gereja Asia menolong kita (warga STT IKSM SA) untuk memahami bahwa KUDUS dalam konteks manusia, yaitu adanya respon orang-orang Asia terhadap Injil Yesus Kristus. Orang-orang yang merespon Injil Yesus Kristus masuk dalam komunitas umat yang dikhususkan/dipisahkan dari cara hidup lama kepada cara hidup yang sesuai dengan ajaran Yesus Kristus. Orang-orang Kudus tidak memisahkan diri dan hidup sendiri dalam suatu lingkungan tersendiri tetapi berada bersama dengan sesama walaupun tidak seiman. Hidup bersama dengan sesama tetapi tetap sadar akan identitas diri sebagai orang yang telah dipanggil Yesus Kristus untuk menjadi pengikut-Nya. Sebagai pengikut Yesus Kristus tentu memiliki sikap hidup yang berbeda dengan mereka yang belum percaya kepada Yesus Kristus. Orang Kristen (warga STT IKSM SA) menyadari bahwa hidupnya telah dipisahkan dari dosa dan hidup bagi kebenaran (KUDUS) IMPLIKASI KUAT IMAN Studi Sejarah Gereja Asia menolong kita untuk memahami bagaimana orang Kristen Asia, setelah menerima Injil Yesus Kristus dan percaya kepada Yesus Kristus memiliki iman untuk tetap semangat memberitakan Injil Yesus Kristus. Ada tantangan/aniaya yang dialami oleh orang Kristen di Asia pada masa lampau tetapi mereka tetap mempertahankan iman (Kuat Iman) dalam menghadapi situasi sidup. IMPLIKASI MEMILIKI KASIH KRISTUS Studi Sejarah Gereja menolong warga STT IKSM (Dosen dan Mahasiswa) bahwa orang-orang Kristen di Asia masa lampau telah menunjukkan kesaksian hidup dalam kasih Yesus Kristus. Semangat memberitakan Injil kepada orang lain menjadi salah satu indikator memiliki kasih Yesus Kristus. Itulah sebabnya dapat dipertegas disini bahwa studi sejarah gereja menolong kita untuk memahami secara konkrit apa itu KUDUS, KUAT IMAN dan MEMILIKI KASIH YESUS KRISTUS. Stuidi Sejarah Gereja Asia juga dilakukan dalam rangka K3 (KUDUS, KUAT IMAN dan KASIH). Kiranya oleh anugerah Yesus Kristus K3 menjadi karakter warga STT IKSM Santosa Asih Salam Yonas Muanley Pengajar Sejarah Gereja Asia
Read More

Teologi dan Misi Kristen: Manusia Berdosa dan Manusia Sasaran Dosa

Teologi dan Misi Kristen: Manusia Berdosa dan Manusia Sasaran Dosa
Teologi dan Misi Kristen: Manusia Berdosa dan Manusia Sasaran Dosa.
Pekabaran Injil yang dilaksanakan Gereja masa kini, tidak hanya melihat atau membahas perihal manusia berdosa, tetapi harus melihat manusia sebagai sasarn dosa (mangsa dosa orang lain). Dalam hal ini pekabaran atau pemberitaan Injil yang hanya memperhatikan manusia berdosa menyampaikan terlalu banyak sikap merendahkan sehingga kurang adil terhadap mereka yang menderita akibat penghinaan dan ketidak adilan. (Elwood, 1996 :201-215: digumuli lebih lanjut dalam halaman tersebut) Jadi seorang penginjil yang tidak sadar akan “sasaran dosa” ini tidak dapat mengkomunikasikan kabar baik kepada mereka yang telah menjadi sasaran dosa (orang lain). Oleh karena itu bila mana pekabaran Injil ingin menyapa batin manusia yang terdalam melalui pemberitaan Injil, maka pekabar Injil harus menyadari serta memahami kenyataan bahwa manusia menjadi obyek dan subyek dosa secara serempak. (Douglas J. Elwood dalam Muanley, 1991:31-32)
Read More

Teologi Kontekstual Jepang (Teologi Jepang)

Teologi Kontekstual Jepang  (Teologi Jepang)
Teologi Kontekstual Jepang (Teologi Jepang). Bahan Ajar Sejarah Gereja Asia Oleh: Yonas Muanley Konteks Jepang yang olehnya mempengaruhi pemikiran Teologi Kristen di Jepang adalah perjuangan jepang dari penderitaan tahun 1945 (bom di Hirosima dan Nagasaki) menuju kepada kemajuan materi yang spektakuler. Salah satu teolog Kristen Jepang adalah Kitamori Kazoh, lahir tahun 1916. Sejak jatuhnya bom di Hirosima dan Nagasaki, masyarakat Jepang (Hirosima dan Nagasaki) berada dalam masa penderitaan. Konteks ini kemudian mempengaruhi Kitamori dalam berteologi. Dan teologi Kitamori adalah Teologi Penderitaan. Ia mengatakan bahwa penderitaan merupakan hakikat Allah, seperti digambarkan dalam Yeseya 63:15 : hatiKu yang tergerak dan kasih sayang. Penderitaan Allah hanya dapat dimengerti melalui pengertian tentang penderitaan Tuhan Yesus atau salib Tuhan Yesus. Disini Kitamori memahami penderitaan dalam empat sebab, yaitu (1) penderitaan karena kasih-Nya dan pengampunan terhadap orang berdosa (2) penderitaan Tuhan Yesus di kayu salib (penderitaan jasmani, perasaan,. dan rohani). (3) penderitaan Bapa membiarkan anak-Nya menderita. (4) Imanensi Allah dalam penderitaan manusia. Jadi orang Kristen dipanggil untuk ikut serta dalam penderitaan sebagai lambing persatuan dengan Tuhan dan sebagai pelayanan kepada dunia. Penderitaan manusia menjadi lambing penderitaan Allah. Ini berarti menurut Kitamori, penderitaan bangsa Jepang karena bom tersebut melambangkan penderitaan Allah secara unik dan sangat mendalam. Orang Jepang yang menjadi Teolog Asia seperti Kosuke Koyama (menghabiskan waktu pelayanannya di Thailand, di Singapura dan Selandia Baru, dan terakhir di Amerika Serikat) mengembangkan teologi kontekstual Asia dengan model “Teologi Kerbau” yang berbicara dalam bahasa konkrit akan kebutuhan rakyat. Koyama menfokuskan perhatiannya pada aspek-aspek kebenaran Kristen yang dicerminkan dalam agama-agama lain, sehingga aspek tersebut menjadi jembatan kesaksian. Oleh karena itu maka Kosuke Koyama menekankan dua tema Kristen yaitu “Penderitaan dan pengorbanan”. Pikiran Kristus yang disalibkanlah, bukan pikiran perang salib, yang seharusnya menjadi dasar kehidupan, misi dan teologi Kristen (Ruck, 2005 :305). Isi teologi dari Kosuke Koyama bila diperhatikan maka sebenarnya ia sedang berlawanan pemikiran teologis dengan seorang Teologi India, yaitu M.M.Thomas yang menganggap penjajahan India oleh Inggris adalah alat Tuhan untuk merubah dan memajukkan kehidupan bangsa India. Disini ada banyak pandangan disekitar munculnya misi Kristen yang berboncengan dengan penjajahan, sehingga agama Kriten sering disebut agama penjajah atau agen Kolonialisme. Pertentangan teologis tentang tema yang terakhir, yaitu apakah penjajahan harus dipahami sebagai bagian dari kehendak Tuhan? Jawabannya pasti beragam. Disini kami mempunyai posisi pemikiran Teologis untuk hal itu, tetapi kami tidak mengemukakan itu, biarlah mahasiswa menentukan posisi sendiri. Prinsipnya Firman Tuhan tidak berubah, tetapi teologi dapat berubah.
Read More

Teologi Kontekstual India (Teologi India)

Teologi Kontekstual India (Teologi India)

Teologi Kontekstual India (Teologi India): Oleh Yonas Muanley Berdasarkan definisi konseptual dari teologi kontekstual Asia maka kemunculan Teologi India dapat dipahami dalam konteks bagaimana Gereja India berteologi dalam konteks sesamanya yang mayoritas beragama Hindu. Dalam agama Hindu percakapan tema teologis berkisar pada moksa atau pembebasan. Agar memperoleh moksa, maka manusia harus menempuh tiga cara atau tiga jalan, yaitu (1) Jnana atau pengetahuan khusus. (2) Bakhti atau darma bakti. (3) Karma atau perbuatan baik (Ruck, 2005 : 261). Percakapan tema teologis Hindu seperti yang kita kenal di atas, dalam rangka pendekatan Teologi Kontekstual India maka para Teolog, seperti Appasamy berusaha mewujudkan kebenaran Kristen dalam konsep-konsep Hindu ke dialog pluralis dan suasana belajar-mengajar dengan warga India yang beragama Hindu. (ibid, hlm.261). Sang Teolog India yang kita sebutkan di atas, menggambarkan ajaran tentang moksa dengan menggunakan perkataan Tuhan Yesus dalam Injil Yohanes 15 : 4. “Tinggallah didalam Aku”. Melalui iman dan pengabdian kasih, kita dapat menjadi satu dengan Kristus oleh rahmat Allah. Orang Kristen tidak meresapi keilahan, seperti dalam agama Hindu, melainkan tetap mempertahankan kepribadian unik. Allah tidak sama dengan dunia dan dunia jasmani tidak bersifat khayal saja. Disini sang Teologi menolak dua kepercayaan dasar agama Hindu. Menurut sang Teolog, Allah hadir dan bertindak di dunia sebagai firman atau logos. (Ibid, hlm. 262). Selain teolog India yang namanya kita sebut di atas, ada juga teolog India, seperti M.M.Thomas. Ia berteologi secara kontekstual India dengan cara menguraikan jalan moksa ketiga, yaitu karma-marga sebagai teologi kesaksian sosial. Selanjutnya tentang teologi kontekstual model M.M.Thomas dapat kita perhatikan dalam pernyataan Ruck berikut ini: Thomas menguraikan bagaimana rencana pencipta diperlihatkan dalam sejarah. Allah memakai penjajahan Inggris sebagai alat-Nya untuk mengubah dan memajukan kehidupan bangsa India, lalu Allah memakai nasionalisme sebagai alat-Nya “untuk menggeser alat pengadilan-Nya yang telah menyeleweng. Pandangan sejarah Thomas jauh berbeda dengan pandangan siklis Hindu yang menganggap sejarah berputar terus tanpa ada perkembangan. Thomas menekankan konsep Kristen mengenai nilai orang perseorangan di mata Tuhan; bahwa Tuhan mengasihi seseorang secara pribadi, sehingga kita juga mengasihi sesame manusia perseorangan. … Cita-cita Thomas tidak hanya dinyatakan dalam tulisannya tetapi juga diterapkannya pada hidup sehari-hari. … Pada masa keadaan darurat … tahun 1975 – 1977, Thomas mencela sikap pemerintah India, dan ia menghimpun dana untuk membantu keluarga orang yang dipenjarakan karena alasan politik. (2005:263) Teolog India lainnya yang berteologi secara kontekstual adalah Devanandan. Inti pemikiran teologis kontekstual dari Devanandan ialah menganjurkan kepada umat Kristen India supaya keluar dari keadaan terpencil di dalam masyarakat Kristen dan berkomunikasi dengan orang-orang bukan Kristen disekitarnya. Sang teolog India ini terkenal dengan perjuangan dialog antar agama dan meneliti dimensi sosial pekabaran Injil di India. Dapat juga disebut sebagai pejuang teologi pluralisme di Asia, khususnya India (Ibid). Tokoh lain seperti Samartha dapat dibaca dalam buku Anne Ruck.
Read More

Perkembangan Teologi di Asia sejak tahun 1950

Perkembangan Teologi di Asia sejak tahun 1950
Perkembangan Teologi di Asia sejak tahun 1950. Bahan Sejarah Gereja Asia. oleh: Yonas Muanley Berteologi di Asia harus memperhatikan realitas-realitas di Asia, namun oleh berbagai keterbatasan, maka hanya beberapa realitas yang diungkapkan dan diharapkan untuk mencari pendekatan teologi yang tepat (teologi yang hidup) untuk Asia. Realitas-realaitas yang dimaksud antara lain: masalah kemiskinan di Asia. Asia menderita di bawah tumit kemiskinan yang dipaksakan. Kehidupan dicabik-cabik oleh kolonialisme yang berabad-abad. Kebudayaan-kebudyaan disepelehkan, relasi-relasi sosial dibuat menyimpang. Daerah-daerah kumuh yang menyedihkan di kota-kota membengkak terus dengan datangnya petani-petani miskin yang terusir dari tanah garapannya. Hal ini semakin memperjelas gambran kehidupan serba mewah disamping kemiskinan yang papa, suatu gambaran yang sama telah terlihat di sebagian besar Negara-negara di Asia. Memahami konteks Asia dari segi realitas kemiskinan, maka konteks Asia yang menyuarakan syarat-syarat teologi Asia terdiri atas perjuangan mencapai kemanusiaan yang penuh di dalam aspek-aspek sosial politik dan psikospiritual. Pembebasan umat seluruh umat manusia bersifat sosial dan personal. Jadi, mengusahakan teologi yang relevan atau teologi yang berkembang di Asia, yaitu: Teologi Kontekstual Asia Teologi Kontekstual Asia ialah kemampuan memberikan tanggapan yang bermakna terhadap Injil Yesus Kristus dalam kerangka situasi sendiri (budaya setempat), sebab orang beriman (orang Kristen) itu menjelaskan/menyaksikan imannya kepada sesamannya dalam kaitan kenyataan hidup di suatu tempat atau wilayah tertentu. Berikut ini dipaparkan beberapa contoh teologi kontekstual yang dapat kami jangkau dalam beberapa literature. Artinya ada banyak Negara Asia dengan Teologi kontekstualnya tetapi kami hanya mengambil beberapa Negara saja. Contoh-contoh Teologi Kontekstual Asia (lihat uraian di Teologi Kontekstual):
Read More
Banner 728x90 Target Indonesia