Menjelaskan Sejarah Gereja di India
Missi
Gereja Katolik di Goa, India
Pada
tahun 1536 orang-orang Portugis yang telah berada di Goa, dihubungi oleh
orang-orang Parava. Mata pencaharian penduduk Parava adalah nelayan, mereka
mempunyai kasta tersendiri dalam sistem kasta Hindu. Penduduk ini tersebar di
pantai selatan Goa, Jumlah penduduknya adalah 10.000 orang. Orang-orang Parava
sering diserang oleh tetangga mereka yang beragama Islam, untuk itu maka mereka
meminta bantuan kepada orang-orang Portugis di Goa. Orang-orang Portugis
memenuhi permintaan penduduk Parava tetapi dengan syarat bila tetangga-tetangga
orang-orang Parava itu telah dikalahkan orang-orang Portugis maka mereka harus
bersedia dibaptis. Namun setelah dibaptis, orang-orang Parava dibiarkan selama 6
tahun tanpa pelayanan pemeliharaan rohani dari imam-imam, tanpa ibadah, dan
tanpa buku-buku Kristen atau tanpa pelayanan sebagaimana yang diatur dalam “hak
Padroado”. Orang-orang yang dibaptis
pada waktu itu sebanyak 10.000 orang. (Van den End, 1981:63)
Pada
akhir abad 16 Gereja Katolik Roma di Goa, India telah kuat, Gereja Katolik
berkembang pesat di daerah-daerah pantai India, yaitu di wilayah jajahan
Portugis. (Anne Ruck, 2000: 111)
Missi Gereja Katolik Roma di Moghul, India
Pada
waktu orang-orang Portugal membangun benteng-benteng di daerah pantai,
orang-orang Islam dari Afganistan menyerbu India, dan menaklukkan bagian utara
dan selatan dan membentuk Kekaisaran Moghul. Gereja Katolik berusaha menginjili
bangsa Moghul. Kaisar Akhbar mengajak para missionary dari sarikat Yesus yang
berkedudukan di Goa untuk mengutus pekabar injil untuk mengajarkan iman Katolik
di istana. Utusan Kristen yang ke istana pada waktu itu, tahun 1576, 1590, 1594
diterima kaisar dan Kaisar mengizinkan rakyatnya memeluk agama Kristen dan
diizinkan membangun sebuah bangunan Gereja di Lahore. (Anne Ruck, 2000 : 111)
Roberto
De Nobili (1577-1656)
Ia
melayani di Madurai, India Selatan dengan metode pelayanan seperti berikut:
- Menyesuaikan diri dengan kebudayaan setempat
- Menjauhkan diri dengan orang-orang sebangsanya (Portugis)
- Memilih tempat tinggal di Madurai, kota tempat kasta Brahman
- Nobili juga tidak bergaul dengan orang-orang kulit putih lainnya (orang Portugis)
- Menjauhkan diri dari hubungan-hubungan dengan Gereja yang ada di India
- Menyesuaikan diri terlalu jauh dengan kebiasaan-kebiasaan ritual kasta Brahmana
- Orang Kasta rendah (orang Parava) tidak boleh masuk dalam Gereja yang dipimpin Nobili (Kasta Tinggi)
- Memakai sumpitan untuk menjepit roti ekaristi ketika memimpin Misa di Gereja Kasta rendah
Hasil dari
penggunaan metode Nobili : Kurang
berhasil, karena sampai tahun 1609 jumlah orang yang bertobat sebanyak 63
orang.
Tujuan dari Nobili,
yaitu untuk memenangkan orang-orang India yang berada pada kasta tinggi
(Brahmana) dan melalui orang-orang kasta tinggi maka rakyat jelata juga dapat
dimenangkan. Namun tujuan itu tidak tercapai