Sejarah Gereja Asia sebagai Bahan Ajar

Sejarah Gereja Asia sebagai Bahan Ajar, khususnya di Perguruan Tinggi Teologi menjadi peluang dan tantangan. Dikatakan peluang dantantangan karena sering orang bosan mempelajari sejarah termasuk sejarah gereja Asia. Oleh karena itu maka bagaimana menjadikan tantangan ini menjadi peluang untuk menyampaikan Sejarah Gereja Asia sebagai Bahan Ajar. Apa yang menjadi daya tarik dalam studi Sejarah Gereja Asia? Apakah Sejarah Gereja Asia sebagai ilmu yang tidak berguna atau memiliki kegunaan yang signifikan untuk orang Kristen, khususnya orang Kristen yang menekankan "KUDUS", "KUAT IMAN", dan "MEMILIKI KASIH KRISTUS". Untuk konteks ini, saya akan upayakan implikasi belajar Sejarah Gereja Asia bagi usaha memahami visi KUDUS, KUAT IMAN dan MEMILIKI KASIH. Konteks ini sebenarnya merupakan penekanan visi lembaga pemberi kerja di mana saya melaksanakan tugas "didaktik Kristus". Lembaga yang saya maksudkan adalah SEKOLAH TINGGI TEOLOGI IKSM SANTOSA ASIH. Visi lembaga menginspirasi untuk studi Sejarah Gereja Asia dan berusaha mengajarkan Sejarah Gereja Asia dalam implikasi visi tersebut. Kini saya melanjutkan dengan beberapa pernyataan pendahuluan studi Sejarah Gereja Asia. Menurut Anne Ruck dalam judul buku Sejarah Geraja Asia terbitan Badan Penerbit Kristen (BPK), “Kekristenan lahir di tempat perjumpaan antara Timur”, yaitu di mulai di Yerusalem. Dari sisi geografis, Yerusalem terletak di wilayah Asia Barat, namun dari segi politis, Yerusalem merupakan salah satu ibu kota dari propinsi yang berada di dalam wilayah kekuasaan Romawi. Kemudian dari Yerusalem sistematika missio dey dan missio christi serta missio ekklesia dimulai. Di Yerusalemlah Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk menjadi saksi ke Yudea, Samaria sampai ke seluruh dunia (ujung bumi). Menurut Anne Ruck, di Asia Barat, Gereja mengalami perkembangan dengan cepat. Perkembangan itu berupa kuantitas maupun dalam sisi organisasi gereja dan perkembangan mutu, yaitu pendewasaan rohani. Indikatornya nampak dalam terjemahan Alkitab dalam bahasa setempat, yaitu bahasa Siria. Perkembangan gereja di Asia Barat yang dimaksud disini tidak mengandung pengertian bahwa gereja bebas dari penghambatan/penganiayaan. Umat Kristen – meskipun menghadapi penghambatan (penganiayaan), namun umat Kristen pada waktu itu tetap teguh iman (kuat iman). Mereka walau dianiaya tetapi tetap bersemangat memberitakan Injil ke negeri-negeri yang jauh. Kita dapat menyatakan bahwa umat Kristen kala itu memiliki kasih Kristus untuk memberitakan Injil kepada orang lain. Pekabaran Injil bukanlah Kristenisasi (sekadar menjadikan orang lain menjadi Kristen) namun Pekabaran Injil adalah usaha memberitakan kekuatan Allah yang besar itu agar orang yang mendengar Injil Yesus Kristus bertobat dan percaya kepada Yesus Tuhan dan Juruselamat. Orang hanya menjadi Kristen (pengikut Yesus Kristus) kalau digerakkan oleh Roh Kudus. Roh Kuduslah yang membuat orang untuk menerima dan bersaksi tentang Yesus Kristus. Di luar itu (di luar Roh Kudus), orang akan tetap memusuhi Yesus Kristus, mendengar nama Yesus Kristus saja tidak suka apalagi menerima Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat. Jadi, hanya Roh Kudus yang membuat orang percaya kepada Yesus. Kewajiban orang Kristen adalah memberitakan Injil Yesus Kristus. Selebihnya Roh Kuduslah yang bekerja dalam hati orang yang mendengar Injil Yesus Kristus. Anne Ruck juga menyatakan bahwa perkembangan Kekristenan di Asia Barat dan beberapa wilayah asia lainnya pada abad ke-13 dan ke-14 menjadi nyaris dihapuskan. Hal ini dapat dimaklumi karena di Asia, orang Kristen menghadapi banyak tantangan. Menurut van den End, tantangan itu ditemukan dalam agama-agama yang dinut di Asia, perbedaan kebudayaan, politik (banyaknya kerajaan di Asia) pada abab pertama sampai abad ke-14. Dengan berbagai kendala ini perkembangan Kekristenan di Asia Masa Kini merupakan warisan dari upaya pekabaran Injil yang dilakukan oleh orang-orang pilihan Tuhan dari Barat, yaitu dari Eropa. Dengan kata lain, “Kekristenan di Asia masa kini merupakan warisan penginjilan Barat.” Fakta ini tentu berimplikasi positif maupun negatif. Maksudnya terjadi berbagai penilaian terhadap misi Kristen di Asia yang dilakukan oleh Barat (Eropa). Umat Kristen tetap merupakan kelompok minoritas di Asia, kecuali di beberapa wilayah Asia seperti Filipina.
IMPLIKASI BAGI PEMAHAMAN KUDUS, KUAT IMAN DAN HIDUP DALAM KASIH IMPLIKASI KUDUS Berdasarkan paparan singkat diatas, maka dapat diimplikasikan bahwa studi Sejarah Gereja Asia menolong kita (warga STT IKSM SA) untuk memahami bahwa KUDUS dalam konteks manusia, yaitu adanya respon orang-orang Asia terhadap Injil Yesus Kristus. Orang-orang yang merespon Injil Yesus Kristus masuk dalam komunitas umat yang dikhususkan/dipisahkan dari cara hidup lama kepada cara hidup yang sesuai dengan ajaran Yesus Kristus. Orang-orang Kudus tidak memisahkan diri dan hidup sendiri dalam suatu lingkungan tersendiri tetapi berada bersama dengan sesama walaupun tidak seiman. Hidup bersama dengan sesama tetapi tetap sadar akan identitas diri sebagai orang yang telah dipanggil Yesus Kristus untuk menjadi pengikut-Nya. Sebagai pengikut Yesus Kristus tentu memiliki sikap hidup yang berbeda dengan mereka yang belum percaya kepada Yesus Kristus. Orang Kristen (warga STT IKSM SA) menyadari bahwa hidupnya telah dipisahkan dari dosa dan hidup bagi kebenaran (KUDUS) IMPLIKASI KUAT IMAN Studi Sejarah Gereja Asia menolong kita untuk memahami bagaimana orang Kristen Asia, setelah menerima Injil Yesus Kristus dan percaya kepada Yesus Kristus memiliki iman untuk tetap semangat memberitakan Injil Yesus Kristus. Ada tantangan/aniaya yang dialami oleh orang Kristen di Asia pada masa lampau tetapi mereka tetap mempertahankan iman (Kuat Iman) dalam menghadapi situasi sidup. IMPLIKASI MEMILIKI KASIH KRISTUS Studi Sejarah Gereja menolong warga STT IKSM (Dosen dan Mahasiswa) bahwa orang-orang Kristen di Asia masa lampau telah menunjukkan kesaksian hidup dalam kasih Yesus Kristus. Semangat memberitakan Injil kepada orang lain menjadi salah satu indikator memiliki kasih Yesus Kristus. Itulah sebabnya dapat dipertegas disini bahwa studi sejarah gereja menolong kita untuk memahami secara konkrit apa itu KUDUS, KUAT IMAN dan MEMILIKI KASIH YESUS KRISTUS. Stuidi Sejarah Gereja Asia juga dilakukan dalam rangka K3 (KUDUS, KUAT IMAN dan KASIH). Kiranya oleh anugerah Yesus Kristus K3 menjadi karakter warga STT IKSM Santosa Asih Salam Yonas Muanley Pengajar Sejarah Gereja Asia

Author:

Facebook Comment

Banner 728x90 Target Indonesia