Kompetensi Dasar 4 Sejarah Gereja Asia (Indikator 2)

Kompetensi Dasar 4 Sejarah Gereja Asia (Indikator 2)



Melalui Kontra Reformasi/Serikat Jesus

Ordo Serikat didirikan dan diresmikan tahun 1540. Pendiri Serikat Jesus adalah Ignatius (1491-1556) dari Loyola, sementara pengresmian Serikat Jesus oleh Paus Paulus III (1534-1549).
Tujuan Pendirian Serikat Jesus:
  1. Memperbaiki Gereja Katolik dari dalam, khususnya di bidang pendidikan (membendung ajaran Reformasi Luther)
  2. Menganjurkan penerimaan sakramen yang lebih sering
  3. Memberitakan Injil kepada orang-orang non Kristen di wilayah yang baru ditemukan oleh Kolombus dan Vasco da Gama
Yang diutamakan oleh Ignatius dan pengikutnya (yang bergabung dalam Serikat Jesus) adalah diutus, dimissikan oleh Paus atau atasan serikat. Sejak waktu itu istilah missi sering dipakai dalam arti menerima pesan atau pengutusan dan segala tugas yang dilaksanakan atas perintah atasan. Anggota Serikat Yesus banyak yang diutus untuk menyampaikan berita Inil kepada orang-orang non Kristen di luar Eropa atau Asia (G.Van Schie,1994:80-81)
Para missionary Serikat Jesus yang melayani di Asia:

Franciscus Xaverius

Ia pernah melayani di beberapa tempat di Asia, sebelum akhirnya meninggal dalam perjalanan dari Jepang ke Tiongkok. Pelayanannya di Indonesia tidak dapat di kemukakan disini karena akan di bahas dalam sejarah Gereja Indonesia. Yang dibahas disini adalah pelayanan Franciscus di India dan Jepang.
Pada tahun 1542 Franciscus tiba di Goa, India dan melayani selama beberapa bulan. Franciscus melayani orang-orang Parava yang tinggal di pesisir pantai, lalu ke Travancore dan Sri Lanka.
Metode Pelayanan Franciscus di India:
Memakai juru bahasa untuk menterjemahkan 4 pokok iman Katolik:
1.       Doa Bapa Kami
2.      Pengakuan Iman Rasuli
3.      Sepuluh Hukum
4.      Ave Maria
Metode menghafal, yaitu ke-4 pokok tersebut diajarkan kepada anak-anak yang telah ia kumpulkan di setiap kampung dan mengajarkan kepada mereka sampai menghafalnya secara baik. Anak-anak itu kemudian disuruhnya untuk mengajarkan kepada orang tua mereka. Dengan metode ini ia berhasil membaptis sebanyak 700.000 orang di India.(anne Ruck, 2000: 98)
Pada akhir abad ke 16 seluruh kasta nelayan di Parava telah dikumpulkan orang Yesuit mendiami daerah enam belas kampung, yang masing-masing mempunyai Gereja, sekolah, yang diatur menurut hukum gereja dengan disiplin yang sangat ketat. Pada akhir abad yang sama juga seluruh penduduk di sekitar Goa telah memeluk Kristen, didalamnya termasuk orang-orang campuran Portugis-India. (Ibid, hlm 98-99)
Pada tahun 1546 Xaverius pergi Malaka dan belajar bahasa Melayu dan berkunjung ke beberapa daerah di Indonesia. Xaverius adalah seorang missionary yang disukai oleh orang-orang pribumi karena sikapnya yang begitu ramah dan perhatiannya yang tulus untuk menarik orang percaya kepada Yesus Kristus. Di Malaka ia bertemu dengan seorang Jepang yang bernama Anjiro, selanjutnya bersamanya ke Jepang pada tahun 1549. Pada waktu tiba di Kogoshima, ibu kota propinsi Satsuma, mereka diterima dengan baik oleh daimyo setempat dan diberi izin berkotbah, dan Franciscus berhasil melaksanakan tugas khotbah secara sangat berhasik, dalam waktu satu tahun orang Jepang yang menjadi Kristen berjumlah seratus orang. (Ibid, 100)
Di India Franciscus melayani kasta yang paling rendah (kelompok Nelayan di Parava) tetapi di Jepang Franciscus melayani kasta yang tinggi dan terpelajar, yang pada akhirnya mempengaruhi coran metode misinya yang terdahulu. 

 

Author:

Facebook Comment

Banner 728x90 Target Indonesia